42 Guru CLC Selesai Tugas Selama 4 Tahun di Sabah
By Admin
nusakini.com--Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu untuk Wilayah Negeri Sabah, Malaysia, Akhmad DH. Irfan, menerima kunjungan 42 orang Guru/Tenaga Pendidik pada Sekolah dan CLC/PKBM Indonesia di Sabah, Malaysia, Selasa (21/6). Kunjungan tersebut sekaligus berpamitan karena ke-42 guru itu telah menyelesaikan tugasnya selama empat tahun sebagai guru/tenaga pendidik bagi anak-anak WNI/TKI yang berada di wilayah Sabah, Malaysia.
Mereka datang ke Sabah pada tahun 2012 dan langsung bertugas mengajar hingga Juni 2016. Mereka mendidik anak Indonesia di Sabah-Malaysia di di daerah ladang-ladang sawit di kawasan distrik Kinabatangan, Kunak, Sandakan, Lahad Datu, Tawau dan di Kota Kinabalu, Sabah.
Konjen Irfan menyampaikan terima kasih kepada para Guru-guru/Pendidik dari Kemendikbud yang telah mengabdikan dirinya untuk anak-anak Indonesia di Sabah, Malaysia. Kata Konjen Irfan, “Dalam kegiatan belajar-mengajar di CLC/PKBM di Sabah, menjadi guru bukanlah hal yg biasa dan mudah. Guru harus tinggal jauh di pedalaman ladang sawit dengan prasarana dan sarana terbatas.
Bahkan air untuk keperluan sehari-hari cukup sulit didapat dan lebih banyak menggunakan tampungan air hujan. Oleh karenanya saya mewakili pemerintah RI di Sabah berterimakasih kepada para guru yang telah bertungkus lumus mengabdi selama empat tahun memberikan pembelajaran kepada siswa anak TKI.”
Menurut Rohendi salah satu guru yang selesai bertugas, air bersih untuk untuk mandi memang sulit didapat, apalagi air untuk minum. Memang tersedia air dalam bentuk galon, tetapi harganya cukup mahal sehingga dirinya bersama teman-temannya harus selalu berhemat menggunakan air bersih untuk mengurangi biaya pengeluaran sehari-hari.
Hal ini disetujui oleh guru lainnya bernama Huda yang mengatakan bahwa akibat kondisi sulitnya mendapat air, dirinya dan para pekerja di ladang sawit berinisiatif menampung air hujan. Namun demikian mengingat alat penampungnya hanya drum tong seadanya maka kebersihannya meragukan sehingga takut kalau meminum airnya. Dirinya dan teman-temannya akhirnya lebih banyak menggunakannya untuk keperluan sanitasi.
Seorang guru lainnya bernama Yunita Kurnia, ibu muda yang baru melahirkan bayi berumur 2 bulan mengatakan bahwa medan tugas yang berat sebenarnya tidak menjadi masalah karena dirinya dan teman-temannya telah mendapatkan informasi sebelum diberangkatan.
Yang amat menjadi perhatian adalah masa depan pekerjaannya karena sampai saat ini dirinya belum mengetahui instansi mana yang akan menerimanya setelah kontrak tugasnya telah berakhir di Sabah-Malaysia. “Karena sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai pekerjaan setelah sampai di Indonesia, maka dirinya telah melayangkan surat lamaran ke berbagai sekolah dan kantor swasta mencari lowongan kerja baru. Saya memang gembira selesai bertugas di Sabah dan pulang ke kampong, apalagi menjelang hari raya Ied ini. Namun sebulan terakhir ini saya sedih karena belum ada satupun lamaran pekerjaan saya mendapat jawaban,” kata Yunita dengan pandangan mata menerawang.
Kenyataan yang dialami Yunita dan teman-temannya merupakan situasi yang menghantui setiap guru-guru/pendidik Non-PNS ketika menyelesaikan kontrak tugas sebagai guru pendidik di Sabah karena mereka mayoritas belum memiliki pekerjaan tetap di Indonesia. Keadaan ini tentu berbeda dengan guru PNS yang setelah masa penugasannya, mereka akan kembali untuk bekerja ke sekolah asalnya di Indonesia.
Sabah merupakan Negeri Bagian terbesar ke dua di Malaysia di mana mayoritas terdapat perkebunan sawit dengan total luasnya sekitar 72.631 km persegi, dan dihuni dengan penduduk sekitar 3,5 juta orang. Saat ini terdapat sekitar 500 ribu orang WNI/TKI berkerja di Ladang Kepala Sawit dan terdapat 50.000 orang merupakan anak-anak umur sekolah. Pemeritah Indonesia Cq. KJRI Kota Kinabalu telah memberikan pelayanan pendidikan kepada sebanyak 23.780 anak ke Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan 212 CLC/PKBM Indonesia yang tersebar di seluruh Sabah dan pemerintah juga telah mengirimkan 314 guru untuk mengajar di seluruh sekolah/CLC. (p/ab)